Semuasenin – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menekankan pentingnya peran ekonomi kreatif sebagai salah satu mesin baru bagi pertumbuhan nasional. Salah satu upaya penting yang sedang didorong adalah menjadikan aplikasi Ekraf Hub sebagai media tumbuh bersama bagi para pelaku Ekraf.
“Kita berupaya menjadikan Ekraf Hub sebagai media tumbuh bersama bagi para penggiat kriya. Tujuannya agar tercipta ekosistem yang saling menguatkan sekaligus memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” kata Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya saat memberikan sambutan di acara Peluncuran Aplikasi Ekraf Hub di Jakarta Pusat, Kamis (9/10/2025).
Lebih lanjut, Riefky menjelaskan perjalanan panjang Kementerian Ekraf di Indonesia. Dimulai pada 2005 dengan gagasan ekonomi berbasis kreativitas, yang ditandai dengan peluncuran Indonesia Design Power (2006) dan studi pemetaan industri kreatif (2007).
“Kemudian di 2008 ditetapkan 14 subsektor ekonomi kreatif dan rencana jangka panjang, yang kemudian melahirkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2011. Tahun 2015 pemerintah membentuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan 16 subsektor,” ucapnya.
Riefky mengatakan bahwa Badan Ekonomi Kreatif menginisiasi World Conference on Creative Economy(WCCE) pada 2018 di Bali dan berlanjut di Dubai dan Uzbekistan. Indonesia akan kembali menjadi tuan rumah WCCE pada 2026.
“Perjalanan ekraf makin kokoh dengan hadirnya Perpres Nomor 142 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Ekonomi Kreatif Nasional, serta Undang-Undang Ekonomi Kreatif yang disahkan pada 2019. Jumlah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) ekraf juga terus berkembang, dari 223 kode di 2016 menjadi 264 kode pada 2020,” ucap Riefky menjelas.
Riefky menambahkan, perhatian pemerintah semakin besar pada 2024 ketika Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya ekraf. Khususnya, kata dia, sebagai mesin baru pertumbuhan nasional.
“Sejak awal, ekraf di Indonesia tumbuh dari gagasan besar yang kini menjelma menjadi sebuah kekuatan ekonomi nasional. Kita harus menjaga konsistensi ini, memperkuat kolaborasi, dan memastikan 17 subsektor ekraf dapat memberikan manfaat luas,” kata Riefky menegaskan.
Sementara, level internasional. Hal ini disampaikan Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Kemenekraf, Reslyana Dwitasari menegaskan komitmennya sebagai akselerator bagi pelaku ekraf agar hasil produk kreatif dapat bersaing. Ia menambahkan, kolaborasi lintas subsektor sangat dibutuhkan agar ekosistem kreatif semakin kuat dan inklusif.
“Kita di Kementerian Ekonomi Kreatif tentunya bukan saja sebagai inkubasi, tetapi juga akselerator untuk meningkatkan hasil-hasil produk sampai ke tingkat Kekayaan Intelektual Personal (KIP). Harapannya, produk-produk kreatif Indonesia mampu menembus pasar internasional,” ujar Reslyana Dwitasari. (*)